“Stop jual tanah Adat” jadi isu utama HUT KMA Ke-VIII DAS Oktim Distrik Yapsi.

Pembukaan HUT KMA ke-VIII Das Oktim Distrik Yapsi dengan menabuh tifa bersama oleh Asisten II setda Kabupaten Jayapura, Hamba Tuhan, Kepala Distrik Yapsi dan Ketua Das Oktim (Endy Doc)

PEMANTIK.id – Perayaan Hari Ulang Tahun Kebangkitan Masyarakat Adat (HUT_KMA) Ke-VIII jatuh tanggal 24 Oktober yang dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2021 di kabupaten Jayapura diperingati juga oleh Seluruh Elemen Masyarakat di DAS (Dewan Adat Suku) OKTIM dan Sebagian masyarakat adat DAS Elseng yang dilaksanakan di Kampung Tabbeyan Distrik Yapsi, dihadiri oleh Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Jayapura Dr. Drs Joko Sunaryo, Kepala Distrik Yapsi Steven Ohee S.IP didampingi Ibu Ketua PKK Distrik Yapsi Ny. Alki M.Ohee, Ketua DAS Oktim Roberthus Urumban, Kepala Kampung dan ketua PKK Kampng se-Distrik Yapsi.

Perayaan HUT KMA ini diawali dengan Ibadah Syukur yang dipimpin oleh Pdt Jems Maniagasi S.Th yang pembacaannya terambil dari kitab Injil Likas 6 : 46-49 tentang “dua macam dasar” dimana dalam penyampaian refleksi Firman Tuhan, mengajak kita baik sebagai Pemimpin Pemerintahan, Agama dan Adat untuk benar-benar berdiri diatas Dasar yang kuat sehingga kita dapat memimpin masyarakat ke-arah yang lebih baik.

Asisten II Setda Kabupaten Jayapura Dr. Drs Joko Susilo saat membaca sambutan Bupati Jayapura (Endy Doc)

Dalam pembacaan sambutan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw SE. MSI yang diwakili oleh Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Jayapura Dr.Drs Joko Sunaryo. ada beberapa Poin Penting diantaranya ucapan terimakasih buat masyarakat adat yang telah menjadi tuan rumah yang baik dalam pelaksanaan PON XX tahun 2021, walaupun dalam masa pandemi C-19 namun kita telah membuktikan bahwa “Torang Bisa” termasuk perayaan HUT KMA ini juga kita tetap mematuhi Protokol Kesehatan.

Thema HUT KMA Ke- VIII ini adalah “Adat Kuat, Ekonomi Meningkat, Rakyat Sejahtera” didalam upaya melindungi dan memberdayakan masyarakat adat, masyarakat diberikan ruang dan kewenangan untuk tetap eksis ditengah Perubahan, ekonomi masyarakat meningkat tanpa kehilangan Sumber daya Alam dan Tanah sebagai jati diri Masyarakat adat. hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. selain itu Pemerintah terus berupaya menjaga hak-hak masyarakat adat sebagai jati diri karena tanah adalah mama bagi kita yang memnghidupi kita.

Ketua DAS OKTIM Distrik Yapsi Roberthus Urumban dalam Sambutannya menghimbau kepada masyarakat adat untuk menjaga kesatuan hukum adat serta hak tradisionalnya sepanjang masi hidup dan berkembang secara turun temurun dan tetap melestarikan bahsa ibu/mama sesungguhnya itu adalah wajah kita diamana kita berada, pertahankan ukiran dan busana yang diwariskan leluhur turun temurun, jangan mematikan hak hidupmu dengan cara menjual tanah adat, tetapi menjaga kelestarian alam, flora dan fauna yang kita miliki karena itulah harta warisan kita turun-temurun. Mengakhiri sambutannya Ketua DAS OKTIM Pria asal kampung Tabbeyan itu menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Bupati Jayapura yang telah mengangkat harkat-dan martabat masyarakat Adat.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Distrik Yapsi Steven Ohee S.IP. dalam sambutannya menekankan bahwa alam ini harus dijaga, jangan merusak dengan sesuka hati, dan khususnya untuk masyarakat transmigrasi agar tetap berada pada wilayah yang telah diberikan batas oleh Pemerintah, tidak boleh menjual tanah yang telah diberikan oleh Pemerintah.

Dalam penjelasannya juga menerangkan bahwa wilayah Yapsi terdiri dari 9 (sembilan) kampung, 2 (dua) DAS yaitu DAS Oktim 7 (tuju) kampung dan DAS Elseng 2 (dua) Kampung. Dimana tiga tungku ini selalu kita jaga, namun terkadang Kegiatan-Keagamaan dan Pemerintahan selalu kita lakukan tetapi untuk Adat dalam kurun waktu yang panjang Pemerintah kurang memperhatikan sehingga kita Bersyukur kepada Tuhan karena saat ini Bapak Bupati Jayapura sebagai anak adat sudah mengangkat kembali jati diri adat dan nilai-nilai budaya kita ungkapnya.

Asisten II & Kepala Distrik Yapsi ikut menari bersama Tim tari Kampung Adat Bundru

Peraayaan HUT KMA ini dimeriayakan oleh tarian “Heaho” ( tarian kemenangan dalam medan perang) dari Kampung adat Bundru , tarian “Neyan Guweyahan” tarian penyambutan setelah menang dalam medan perang. Dari kampung Tabbeyan dan juga tari-tarian seni kuda lumping “Sentrewe” dari kampung Ongan jaya dan Nawa Mulya Distrik Yapsi. endy admin

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *